Demak, 19 Juni 2023. Penantian panjang warga Timbulsloko untuk mengakses air bersih akhirnya berbuah manis. Minggu sore kemarin, 18 Juni 2023, pompa air bertenaga surya berhasil dipasang dan mengalirkan air dari sumur yang telah mereka gali sejak 31 Mei lalu. Tidak hanya itu, lampu penerangan di jalan desa yang juga bertenaga surya, telah menerangi kampung tersebut.

Pompa air dan lampu penerangan tersebut adalah hasil urun dana dari masyarakat seluruh Indonesia yang peduli akan keberlangsungan hidup warga Timbulsloko. Penggalangan dana dilakukan melalui kanal penggalangan dana individu digital maupun tatap muka. Timbulsloko merupakan salah satu desa di Demak yang terdampak krisis iklim akibat kenaikan muka air laut. Separuh kampung di Timbulsloko sudah terendam air laut, sehingga warga sulit mendapatkan air bersih.

Warga Timbulsloko telah bertahun-tahun berdampingan dengan banjir rob yang semakin hari terus naik. “Timbulsloko adalah potret dari sekian banyak wilayah, yang memperlihatkan bagaimana krisis iklim sudah sampai di hadapan rumah kita sendiri,” ungkap Hadi Priyanto, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia. 

Upaya masyarakat Timbulsloko untuk bertahan hidup berdampingan dengan kenaikan air laut bukan perkara mudah. Perubahan yang signifikan membuat mereka harus memutar otak dan mencari solusi untuk keberlangsungan hidup mereka. Air yang semakin sulit dicari dan akses jaringan listrik yang terbatas memaksa warga harus menemukan solusi yang tepat guna dalam kondisi tersebut. Air bersih baru tersedia di kedalaman 117-132 meter, jauh lebih dalam dari sumur-sumur masyarakat kota kebanyakan. Dengan energi surya kita bisa membantu masyarakat menghemat tagihan hingga Rp. 2,5 juta per bulan untuk kebutuhan air mereka. “Ini adalah harapan kita semua, dengan kolaborasi bersama anak-anak muda seperti komunitas Solar Generation dan masyarakat, kita bisa mewujudkan solusi yang baik untuk mencegah sebelum semuanya memburuk,” tegasnya. 

Installation of Solar Water Pump in Timbulsloko, Indonesia. © Aji Styawan / Greenpeace
The residents of Timbulsloko experienced the first flow of water from the solar water pump. Greenpeace and local residents installed a solar water pump in Timbulsloko, June 11th to June 18th, 2023. The installation of the solar water pump aims to address the clean water crisis in the area. Timbulsloko is just one of the many regions that are already experiencing the direct impacts of the climate crisis, unless we promptly transition away from fossil fuels like coal. Countries worldwide have been mandated to phase out the use of fossil fuels by 2030, in order to limit the global temperature rise to below 1.5°C and mitigate the risks of permanent climate catastrophe. © Aji Styawan / Greenpeace

“Mulai langkanya air, menurutku sejak air naik pompa ini jadi sering mati. Sejak air pasang terlalu ekstrem naiknya, mesin-mesin pompa sering rusak,” terang Ghofur, salah satu warga Timbulsloko. “Mudah-mudahan dengan adanya pompa dan solar panel bisa membantu listrik dan air buat warga,” ucapnya. 

“Sebenarnya dari baca-baca, salah satu solusi yang paling baik, dan kita pelan-pelan di mana pun kita berada kalau kita bisa, kita belajar cara bikinnya,” ucap Citra Subiakto, fashion enthusiast. “Listrik, air bersih, semuanya kan hak manusia ya.”Jadi saya selalu bilang bahwa di dunia ini tidak sempurna, tapi ini lebih baik dan harus dilakukan,” tambahnya.

Installation of Solar Water Pump in Timbulsloko, Central Java. © Aji Styawan / Greenpeace

Timbulsloko hanya salah satu dari banyak daerah yang sudah merasakan dampak krisis iklim secara langsung jika kita tidak segera beralih dari energi fosil seperti batubara. Negara-negara di seluruh dunia dimandatkan untuk meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil sebelum 2030, jika ingin menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 1,5oC dan menjaga dari bencana iklim permanen. Alih-alih melepaskan diri dari ketergantungan terhadap batu bara, Indonesia malah akan menambah pembangkit batubaranya hingga 2030, dan akan terus mempertahankan batu bara hingga 2050 dengan berbagai mekanisme teknologi rendah karbon yang sebenarnya adalah solusi palsu.

Padahal, Indonesia sebagai negara dengan skala geografis yang cukup besar memiliki berbagai macam potensi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, Indonesia memiliki potensi 3.295 GW energi surya yang bisa mencukupi kebutuhan energi seluruh negeri. Belum potensi energi lain yang masih belum dimanfaatkan sama sekali seperti energi angin lepas pantai dan gelombang laut. Dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam implementasi transisi energi, gelombang investasi yang besar juga harus dibarengi dengan payung hukum dan kemauan politik untuk melepas ketergantungan pada jebakan energi fosil batubara.

Pembangunan pompa air tenaga surya di Timbulsloko diharapkan bisa menjadi model demokrasi energi, dimana masyarakat bisa saling bahu membahu membangun pembangkit energi terbarukan, untuk mencukupi berbagai macam kebutuhan masyarakat, termasuk air bersih di manapun dan dalam kondisi tersulit sekalipun. 

Kontak media:

Hadi Priyanto, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, 0857-1536-8315

Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, 0811-1461-674

Foto : https://media.greenpeace.org/Share/sqk64w6i1w2t1040nv3nyj0ussu6i04h