Jakarta, 14 Desember 2022. Dalam upaya mendukung target bebas emisi (net zero emission/NZE) DKI Jakarta di tahun 2050, tim peneliti Greenpeace Indonesia dan Resilience Development Initiative bekerjasama melakukan penelitian “Transformasi Transportasi Jakarta: Mengkaji Ulang Target Emisi Nol Sektor Transportasi Tahun 2050”. Hasil penelitian ini diluncurkan dalam acara Jakarta Future Mobility 14 Desember 2022 di Goethe-Institut Indonesien. Selain peluncuran hasil penelitian, pada acara tersebut juga dilaksanakan diskusi, pameran, dan hiburan berupa stand up comedy

Salah satu penyebab utama buruknya udara di Jakarta saat ini adalah emisi kendaraan bermotor. Sekitar 20 juta unit kendaraan berbahan bakar fosil yang didominasi kendaraan pribadi menghasilkan emisi NOx sebesar 72,4%; CO 92,36%; PM10 57,99%; dan PM2,5 67,03%. Selain dapat menyebabkan ancaman kesehatan khususnya gangguan pernapasan, emisi tersebut juga berkontribusi terhadap krisis iklim yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem hingga risiko banjir.

“Dalam penelitian ini didapatkan fakta-fakta mengenai emisi karbon di Jakarta, yaitu penyumbang emisi karbon terbesar berasal dari pengguna mobil dan sepeda motor pribadi, yang mencapai sekitar 15,84 juta ton CO2e atau setara 16,12% dari total emisi sektor transportasi nasional di tahun 2019”, ungkap Muharram Atha Rasyadi, Pengkampanye Urban Greenpeace Indonesia. “Faktanya, transportasi publik merupakan penyumbang emisi terkecil dengan persentase 0,90% (200.360 ton CO2e)”, tegasnya

Jika hanya mengandalkan program pemerintah yang ada saat ini, emisi nol bersih atau NZE akan sangat sulit tercapai. Berdasarkan skenario dalam penelitian, jika tidak dilakukan perubahan apapun dari kondisi sekarang, emisi di Jakarta akan mencapai dua kali emisi saat ini atau sekitar 46 juta ton CO2e. Pengurangan emisi maksimal yang dapat dicapai pada tahun 2050 adalah sebesar 88,5% atau 20,2 juta ton CO2e lebih sedikit dibandingkan emisi saat ini.

“Dari skenario paling ambisius yang kita buat pada penelitian ini, emisi di Jakarta akan sulit untuk benar-benar mencapai nol, emisi dari sektor transportasi saja akan tetap ada sekitar 2 juta ton CO2e pada tahun 2050.”, jelas Elisabeth Rianawati, Direktur Resilience Development Initiative. “Hal ambisius ini bisa dicapai jika seluruh kendaraan di Jakarta sudah dielektrifikasi, ada pengurangan kendaraan pribadi hingga 4,4 juta, dan seluruh sumber listrik sudah menggunakan energi terbarukan”, tambahnya.

Dr. Elisabeth Rianawati, Direktur Resilience Development Initiative

Terdapat beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini untuk memaksimalkan ketercapaian target NZE 2050. Rekomendasi tersebut diantaranya ialah kerja sama antar aktor untuk mendukung dekarbonisasi sektor transportasi, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah DKI Jakarta, pemerintah daerah di sekitar DKI Jakarta, PLN, penyedia layanan transportasi publik, dan badan usaha produsen kendaraan. 

Selain itu, penggunaan transportasi publik dapat diprioritaskan di atas penggunaan kendaraan pribadi yang perlu didukung dengan perluasan jaringan dan integrasi transportasi publik. Perluasan cakupan transportasi publik perlu dilakukan agar masyarakat tidak perlu menggunakan taksi atau ojek daring untuk menuju titik penjemputan moda transportasi publik. Penyediaan infrastruktur hijau untuk bersepeda dan pejalan kaki juga perlu ditambah agar terjadi penyerapan emisi dan meningkatkan kenyamanan masyarakat. Sementara penggunaan kendaraan yang rendah emisi, seperti kendaraan listrik harus didukung oleh penggunaan energi terbarukan yang dimulai dan diutamakan untuk transportasi publik massal. PLTU Batubara yang ada di sekitar Provinsi DKI Jakarta perlu beralih menjadi pembangkit listrik dengan energi terbarukan.

“Target NZE 2050 tersebut sangat bergantung pada peta jalan kota Jakarta yang mengedepankan prinsip berkelanjutan, kerjasama dan kolaborasi pemerintah kota dengan pusat juga dengan pemerintah daerah penyangga sekitar ibukota, serta akselerasi transisi energi yang berkeadilan”, tutup Muharram Atha Rasyadi.  

Tautan laporan lengkap: bit.ly/jakartafuturemobility

Kontak media: 

Muharram Atha Rasyadi, Pengkampanye Urban Greenpeace Indonesia, +62 811-1714-083

Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, +62 811 -1461- 674