*Laporan terbaru Greenpeace Asia Tenggara dan CREA

JAKARTA, 12 Februari – Sebuah penelitian baru dari Greenpeace Asia Tenggara dan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) menunjukkan polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil – terutama batu bara, minyak, dan gas – dikaitkan dengan perkiraan 4,5 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia dan perkiraan kerugian ekonomi 2,9 triliun USD, atau sekitar 3,3% dari PDB global. Ini merupakan laporan pertama yang menilai biaya global polusi udara dari bahan bakar fosil.

“Polusi udara merupakan ancaman bagi kesehatan dan ekonomi kita. Setiap tahun, polusi udara dari bahan bakar fosil menghilangkan jutaan nyawa, meningkatkan risiko stroke, kanker paru-paru, dan asma, dan menelan biaya triliunan dolar. Namun ini adalah masalah yang sudah cukup jelas solusinya, yaitu dengan beralih ke sumber energi terbarukan, meniadakan mobil diesel dan bensin, dan membangun transportasi umum. Kita perlu memperhitungkan biaya nyata bahan bakar fosil, tidak hanya untuk planet kita yang cepat memanas, tetapi juga untuk kesehatan kita, ”kata Minwoo Son, juru kampanye udara bersih di Greenpeace Asia Timur.

Temuan Utama:

– Diperkirakan 40.000 anak meninggal sebelum ulang tahun kelima karena paparan polusi PM2.5 dari bahan bakar fosil, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah.

– NO2, produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil di kendaraan, pembangkit listrik dan pabrik, terkait dengan sekitar 4 juta kasus asma baru pada anak-anak setiap tahun, dengan sekitar 16 juta anak di seluruh dunia hidup dengan asma karena terpapar polusi NO2 dari bahan bakar fosil.

– Polusi udara PM2.5 dari bahan bakar fosil dikaitkan dengan sekitar 1,8 miliar hari absen kerja karena penyakit setiap tahun di seluruh dunia, setara dengan perkiraan kerugian ekonomi tahunan sebesar 101 miliar USD.

– Daratan Cina, Amerika Serikat, dan India menanggung kerugian tertinggi dari polusi udara bahan bakar fosil di seluruh dunia, masing-masing diperkirakan 900 miliar USD, 600 miliar USD, dan 150 miliar USD per tahun.

Penghapusan secara bertahap bahan bakar fosil membawa manfaat bagi finansial dan kesehatan. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, setiap 1 USD yang diinvestasikan di bawah Undang-Undang Udara Bersih Amerika Serikat menghasilkan setidaknya 30 USD sebagai imbalannya. Demikian juga, satu hari bebas kendaraan bermotor (car free day) setiap minggu di Bogota, Kolombia menghasilkan 3,20- 4,30 USD dalam tunjangan kesehatan untuk setiap 1 USD yang diinvestasikan dalam program ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Urban Health.

Air Pollution Protest in Jakarta. © Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace
© Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace

Sebagai warga negara, kita berhak untuk menghirup udara bersih. Polusi udara telah menjadi masalah kesehatan dunia, yang menghilangkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Biaya yang ditanggung akibat polusi udara di Indonesia mencapai 11 miliar USD, dengan angka kematian dini mencapai 44 ribu jiwa sepanjang tahun 2018. Mekanisme gugatan warga negara memungkinkan setiap dari kita untuk berbuat sesuatu, dan mendesak pemerintah agar segera melakukan tindakan untuk mengatasi krisis polusi udara. 

“Udara yang bersih itu merupakan hak dasar setiap warga negara dan telah diamanatkan oleh Undang-Undang , sudah seharusnya Pemerintah terkait sesegera mungkin memenuhi hak dasar tersebut tanpa harus terus berkelit dan menunggu keputusan pengadilan yang menempuh waktu yang relatif lama,” ujar Ayu Eza Tiara, kuasa hukum gugatan Ibukota.

“Pemerintah harus menghentikan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan menutup PLTU yang sudah ada, berinvestasi dalam sistem transportasi umum, dan transisi ke energi terbarukan secepat mungkin. Di seluruh dunia orang-orang menuntut udara bersih, dan pemerintah harus mengambil tindakan, ”kata Bondan Andriyanu, juru kampanye iklim dan energi di Greenpeace Indonesia.

Catatan editor:

Laporan lengkap tersedia di sini

Media briefer tersedia di sini

Kontak:

Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, [email protected]

Minwoo Soon, Juru Kampanye Udara Bersih Greenpeace Asia Timur di Korea Selatan, [email protected]

Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, [email protected]