Jakarta, 9 September 2021. Bertepatan dengan kegiatan pesta diskon 9.9 (9 September), sejumlah perwakilan gerakan Pawai Bebas Plastik [1] melakukan aksi damai di Gedung Tokopedia dengan menampilkan sembilan pesan untuk sembilan pelaku e-commerce dan marketplace. Aksi ini didukung oleh sekitar 5.300 orang yang telah berpartisipasi lewat petisi dalam laman Change.org, di mana isinya menuntut pihak e-commerce dan marketplace untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kemasan barangnya. Petisi ini tidak hanya diinisiasi oleh kolaborator gerakan Pawai Bebas Plastik, tetapi juga oleh sejumlah organisasi masyarakat lainnya.

Sejumlah organisasi yang tergabung dalam gerakan Pawai Bebas Plastik mendesak sembilan pelaku e-commerce dan marketplace untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kemasan barangnya.
Sejumlah organisasi yang tergabung dalam gerakan Pawai Bebas Plastik mendesak sembilan pelaku e-commerce dan marketplace untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kemasan barangnya.

“Sejak diluncurkannya petisi ini di platform Change.org, dalam waktu cepat telah ditandatangani oleh sekitar 5.300 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki kesadaran tinggi akan bahaya yang mengancam dari penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan meminta untuk adanya opsi tanpa plastik pada kemasan barang yang mereka beli,” kata Shendy Ristandi dari Indorelawan.

Sebelum aksi damai dilakukan, gerakan Pawai Bebas Plastik telah melayangkan surat terbuka kepada sembilan pihak yaitu CEO Tokopedia William Tanuwijaya, CEO Shopee Indonesia Chris Feng, CEO Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimuddin, CEO Lazada Indonesia Chun Li, CEO Blibli.com Kusumo Martanto, CEO Zalora Indonesia Anthony Fung, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, serta Asosiasi E-Commerce Indonesia pada Kamis (22/7). [2] Namun, hingga hari ini masih belum ada respons ataupun pernyataan sikap dalam menanggapi surat terbuka tersebut.

“Peran e-commerce untuk turut ambil bagian dalam menutup keran penggunaan plastik sekali pakai sangat penting. Di masa pandemi ini, perubahan gaya hidup terjadi di mana volume dan frekuensi belanja daring meningkat signifikan. Mengingat kemasan plastik sekali pakai masih mendominasi proses pengemasan dan pengantaran, maka volume sampah pun tentu meningkat drastis. Ini adalah  ancaman baru bagi lingkungan. Aksi masyarakat apa pun nyatanya tidak akan cukup, jika penghasil sampah seperti e-commerce ini tidak segera menghentikan penggunaan plastiknya. Ibarat sia-sia menggayung mengurangi air bak yang terus terisi dengan keran hingga terus luber. Maka sudah seharusnya kita menuntut kontribusi solusi dari  mereka,” ujar Yohanes dari BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia. [3] 

Mengenai lokasi aksi hari ini, Dwi Sawung, Manajer Kampanye Perkotaan dari Walhi Nasional mengatakan, “Terpilihnya Tokopedia menjadi titik aksi karena merupakan e-commerce terbesar di Indonesia. Selain itu, Tokopedia telah merger dengan Gojek (GoTo), artinya keduanya bisa menjadi leading role dalam perubahan besar di sektor e-commerce untuk memutus ketergantungan terhadap plastik sekali pakai. Harapannya,  e-commerce lainnya bisa ikut tergerak untuk mengikuti langkah Tokopedia.

Perwakilan Gerakan Pawai Bebas Plastik, Tiza Mafira (Diet Kantong Plastik) dan Muharram Atha Rasyadi (Greenpeace Indonesia) menyerahkan surat tuntutan yang telah ditandatangani lebih dari 5.300 orang melalui situs change.org kepada perwakilan Tokopedia

“Masyarakat berhak untuk diberikan pilihan ketika berbelanja. Saat ini, masih sangat sulit menghindari kemasan plastik yang berasal dari belanja online, baik dalam bentuk paket barang maupun pemesanan makanan secara online. Perlu adanya sinergi dan komitmen antara mitra penjual, driver, dan pihak e-commerce maupun pihak ekspedisi untuk mulai beralih dan mengubah model bisnis mereka dengan mengedepankan penggunaan kembali wadah pembawa barang serta pengurangan sampah sisa konsumsi. Kami ingin setiap driver pemesanan online disediakan dan diwajibkan membawa tas belanja dari perusahaannya masing-masing sehingga bisa digunakan terus menerus selama pengantaran barang. Dengan demikian, kita tidak perlu menumpuk kantong plastik maupun tas kertas”, Syahputrie Ramadhanie dari Ocean Defender Greenpeace Indonesia

Sembilan peserta aksi berdiri secara berjarak sesuai dengan protokol kesehatan di depan kantor pusat Tokopedia sambil memegang signage berisikan pesan-pesan tuntutan. Tuntutannya yakni meminta perusahaan untuk mengambil tindakan dengan memberikan opsi kepada konsumen untuk memilih penggunaan kemasan minim plastik, dan/atau ekspedisi ramah lingkungan, sehingga konsumen diberikan kesempatan untuk bisa meminimalisasi dampak lingkungan dari belanja daring. 

Sebagai catatan, gerakan Pawai Bebas Plastik 2021 telah mengirimkan surat secara langsung kepada para CEO e-commerce ke kantor perwakilan masing-masing dan galangan petisi masih akan terus dinaikkan, sampai adanya jawaban dari para CEO e-commerce tersebut.

***

Catatan:

[1] Pawai Bebas Plastik digagas pada tahun 2019 oleh Divers Clean Action, Econusa, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Greenpeace Indonesia, Indorelawan, Pandu Laut Nusantara, Pulau Plastik, dan Walhi Jakarta, untuk mendorong tercapainya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di Indonesia. 

[2] Siaran pers terkait bisa dilihat di sini

[3] Penelitian LIPI soal sampah plastik selama periode WFH terkait pandemi bisa dibaca di sini

Kontak media: 

Yohanes 0812 9240 3046

[email protected]