Kuala Lumpur/Jakarta, 6 Oktober 2016 – Greenpeace telah menyerahkan petisi global terhadap IOI Group di Malaysia yang ditandatangani 300 ribu orang, termasuk hampir tiga ribu di antaranya dari Indonesia yang meminta perusahaan kelapa sawit tersebut mengakhiri kontribusinya terhadap bencana kabut asap di kawasan ini. IOI diminta untuk membatalkan kontrak dengan perusahaan-perusahaan pemasok yang membuka hutan untuk perkebunan serta melakukan perlindungan secara penuh atas kawasan gambut. IOI diperkirakan menjadi pedagang terbesar ketiga kelapa sawit di dunia. [1]

Pada Rabu pagi, relawan Greenpeace dan anggota masyarakat sipil Malaysia berkunjung ke kantor utama IOI di Putrajaya dan menyerahkan petisi tersebut. Dengan membawa karton bertuliskan “Kebakaran bermula di sini”, mereka menyoroti IOI Group yang tersandung kasus lingkungan yang serius, pelanggaran  hak-hak asasi manusia termasuk penghancuran hutan hujan Indonesia, kebakaran hutan dan mempekerjakan anak-anak.

Pada saat para relawan mendekat pintu gerbang gedung IOI, stafnya mengunci pintu dan menolak menerima petisi.

“Dalam beberapa pekan terakhir, publik menyoroti IOI dan mempermalukannya karena mengambil keuntungan dari asap kebakaran hutan Indonesia. Perusahaan ini harusnya tidak mengabaikan suara konsumen dan warga yang peduli, termasuk warga negara Malaysia, Singapura dan Indonesia – yang ingin melihat berakhirnya asap mematikan dari kebakaran hutan,” kata Ratri Kusumohartono, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara. “Semakin menolak berubah, semakin keras suara meminta IOI berkomitmen melindungi hutan hujan di Indonesia dan Malaysia.”

Aksi pengiriman petisi di Malaysia ini adalah bagian dari eskalasi kampanye global Greenpeace untuk menyoroti malpraktik IOI. Diawali peluncuran laporan “Kejahatan Perdagangan IOI, Biaya Kemanusiaan dan Lingkungan Rantai Pasok IOI” pada Selasa (27 September) pekan lalu di Jakarta, yang mendokumentasikan kelapa sawit yang didagangkan IOI terkait dengan kehancuran hutan, kebakaran gambut dan pekerja anak.[2] Pada hari yang sama, aktivis Greenpeace termasuk dua warga korban asap dari Kalimantan Barat, Indonesia memblokade fasilitas kilang IOI di Pelabuhan Rotterdam untuk menghalangi keluar masuknya minyak sawit perusahaan tersebut. [3] Lalu pada tanggal 3 Oktober, Greenpeace Amerika menerbangkan balon udara dengan pesan “IOI, Lindungi Hutan Hujan Kami” di kawasan teluk San Francisco, satu di antara lokasi masuknya minyak sawit IOI ke Amerika Utara.[4]

IOI kemudian mengeluarkan tanggapan terhadap laporan Greenpeace dengan pernyataan publik yang mengakui bahwa mereka bisa memainkan peran penting untuk mengubah industri sawit  ke arah lebih baik, tapi juga meminta pelaku industri lainnya bekerjasama untuk menemukan solusi jangka panjang sektor perkebunan yang berkelanjutan. [5] Greenpeace mengatakan: “Bukannya bertindak tegas dengan menunda perdagangan dengan seluruh pemasok yang disebut dalam laporan, IOI malah ingin berdiskusi dengan para mitranya tersebut, tanpa kejelasan tentang apa yang dapat dicapai dalam diskusi-diskusi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Greenpeace menggambarkan sikap IOI sebagai tindakan “lempar batu sembunyi tangan.”

“Jika IOI Group serius ingin menjadi pemimpin dalam industri sawit, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil tindakan kongkret untuk melindungi hutan, gambut, menyelesaikan konflik dan juga menghargai hak-hak masyarakat lokal,” kata Ratri.

Catatan untuk editor

[1] Petisi Global terhadap IOI : “Kepada IOI: Perusahaan Anda terlibat perusakan hutan Indonesia selama lebih dari 8 tahun! Tahukan Anda, masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara harus menderita berkepanjangan karena asap kebakaran hutan- Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sekarang saatnya untuk melindungi hutan kami, bukan malah menjarah dan menghancurkannya.

Kami mendesak perusahaan Anda untuk:

  • Menghentikan pengrusakan hutan untuk kelapa sawit – putuskan hubungan bisnis dengan semua pemasok yang terlibat deforestasi.
  • Mengakhiri bentuk-bentuk pengabaian hak-hak masyarakat lokal dan membahayakan satwa langka yang terancam punah dalam pencarian sumber sawit Anda

[2] Laporan Kejahatan Perdagangan: http://www.greenpeace.org/seasia/Global/seasia/2016/IOI-Report-Indonesian-lowres.pdf

[3] Kegiatan Greenpeace di Rotterdam: https://www.flickr.com/photos/greenpeace_nederland/

[4] Kegiatan Greenpeace di San Francisco https://www.flickr.com/photos/greenpeaceusa09/29467626273/in/album-72157673492822396/

[5] Pernyataan IOI menanggapi laporan Greenpeace http://www.ioigroup.com/Content/NEWS/NewsroomDetails?intNewsID=817  dan

Tanggapan Greenpeace atas pernyataan IOI tersebut http://www.greenpeace.org/seasia/Press-Centre/Press-Releases/Time-for-IOI-to-lead-from-the-front/

Foto dokumentasi kegiatan di Malaysia tersedia di sini

Kontak Media
Ratri Kusumohartono, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, [email protected], Tel +62 811 8003 717
Zamzami, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, [email protected], tel +628117503918
Igor O’Neill, Komunikasi Kampanye Hutan Indonesia, Greenpeace Asia Tenggara [email protected], tel +62 811 1923 721