Singapura, 7 Februari 2018. Koalisi dari sejumlah organisasi lingkungan terkemuka hari ini meminta bank-bank besar Singapura mengakhiri pembiayaan untuk pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang sangat berpolusi di Asia Tenggara [1].
Rainbow Warrior Rejecting Coal Power Plant in Northern Bali. © Made Nagi / Greenpeace

Kelompok tersebut meliputi Greenpeace, Walhi, Friends of the Earth, Change (Vietnam), Market Forces, BankTrack dan GreenID.

Pada tanggal 26 Januari, DBS secara diam-diam mengeluarkan sebuah kebijakan iklim baru yang sama sekali gagal menyingkirkan pembangkit listrik batubara ‘Unlucky 7’ manapun, yang direncanakan untuk pembiayaan di Indonesia dan Vietnam.

Tujuh pembangkit listrik tenaga batubara yang diusulkan akan menghasilkan 1,5 miliar ton CO2 selama masa operasionalnya, setara dengan 30 tahun emisi tahunan Singapura.

Untuk detail lebih lanjut tentang kebijakan baru DBS dan pembangkit listrik batubara “Unlucky 7” yang berencana akan dibiayai, klik di sini.

Hong Hoang, Direktur Eksekutif CHANGE Vietnam mengatakan:

“DBS tampaknya berpikir orang Eropa pantas mendapatkan udara dan energi yang bersih, sementara orang-orang di Vietnam dan Indonesia mendapatkan teknologi bahan bakar fosil yang ketinggalan zaman dan polusi. Standar ganda ini merupakan penghinaan bagi kita yang menginginkan kesempatan untuk berkembang dengan bersih dan memotong blunder energi kotor dunia Barat.”

“Vietnam memiliki beberapa potensi terbesar di planet ini untuk energi terbarukan. Inilah masa depan kita, bukan energi pencemaran yang tua, yang ditolak oleh belahan dunia lainnya.”

Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara – Indonesia mengatakan:

“DBS telah mendanai beberapa kesepakatan energi paling kotor dan paling kontroversial di Indonesia, seperti pembangkit Paiton 3 dan Jawa Tengah (Batang), dan sedang melihat potensi transaksi yang lebih kotor di masa depan.”

“Ini adalah bencana bagi iklim dan polusi, juga bagi reputasi DBS. Agar DBS dapat hidup sesuai dengan retorikanya sebagai bank yang berkomitmen pada masa depan yang sehat di wilayah kita, maka mereka harus menghentikan pendanaan batubaranya dan beralih pada investasi di energi bersih.”

Julien Vincent, Direktur Eksekutif Market Forces mengatakan:

“Pembiayaan DBS kepada pabrik batubara berisiko menciptakan hinaan bagi Pemerintah Singapura yang baru-baru ini mengumumkan 2018 sebagai ‘Tahun Aksi Iklim.”

“Fakta bahwa DBS sedang mempersiapkan pembiayaan sebuah pembangkit listrik tenaga batubara baru di Vietnam, PLTU  batubara Nghi Son 2, hanya beberapa minggu setelah melepaskan kebijakan ini, menunjukkan betapa tidak efektifnya itu kebijakan tersebut.”

Catatan:

  1. http://www.greenpeace.org/seasia/Press-Centre/International-coalition-calls-on-Singapore-banks-to-end-coal-finance/

Kontak Media:

  • Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, +62811 8407 113, [email protected]
  • Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, +62811 1461 674, [email protected]