Jakarta, 30 Agustus 2017 – Di bawah tekanan kuat dari para pelanggan dan masyarakat sipil, perusahaan kelapa sawit Malaysia FELDA Global Ventures (FGV) telah berjanji untuk memperbaiki lebih dari 1.000 hektar hutan gambut di Kalimantan Barat, Indonesia. [1] Ini adalah pertama kalinya perusahaan kelapa sawit dipaksa memperbaiki hutan hujan dan lahan gambut, agar tetap bisa menjalankan bisnisnya menjadi pemasok ke pasar global.

FGV merupakan anak perusahaan FELDA, penanam kelapa sawit terbesar di dunia. Meskipun telah menerapkan kebijakan keberlanjutan pada bulan Agustus 2016, FGV terus membabat hutan dan merusak lahan gambut sampai Mei 2017. [2]

Bagus Kusuma, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, mengatakan:

“Kebijakan korporasi “nol deforestasi “akhirnya mulai menggigit. Ini adalah pertama kalinya perusahaan kelapa sawit dipaksa oleh pelanggannya untuk memulihkan kembali hutan yang telah dirusak. Ini memberi peringatan serius bahwa perusahaan kelapa sawit destruktif lainnya harus memperhatikan: deforestasi memiliki konsekuensi-konsekuensi.”

“Membuat komitmen adalah hal yang mudah. FELDA sekarang harus menyusun dan menerapkan rencana aksi dalam sebuah periode waktu untuk merealisasikan janji hari ini. Perusahaan-perusahaan harus menunggu bukti terpercaya bahwa pemulihan sedang dilakukan sebelum melanjutkan pembelian. FELDA juga harus mempercepat upayanya untuk mengatasi eksploitasi pekerja di perkebunan Malaysia dan melakukan sertifikasi kembali pabrik kelapa sawitnya dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).”

Penebangan hutan dan lahan gambut diakui secara luas sebagai akar penyebab kebakaran hutan di Indonesia. Kalimantan Barat, tempat FGV beroperasi, merupakan salah satu wilayah yang paling terkena dampak selama krisis kebakaran tahun 2015 dan sekali lagi berada dalam situasi yang rentan setelah kembali terdeteksi titik api yang serius. [3]

 

Catatan Editor:

 

[1] Pernyataan FELDA dari Acting Group President: https://www.greenpeace.org/static/planet4-indonesia-stateless/2019/02/d74bbca5-d74bbca5-letter-to-business-partners.pdf 

[2] Laporan oleh Chain Reaction Research and Aidenvironment terkait pengembangan hutan dan lahan gambut yang sedang berlangsung di konsesi FGV di Kalimantan Barat:

https://chainreactionresearch.com/2017/05/10/the-chain-felda-global-ventures-allegedly-defying-government-of-indonesia-peatland-laws-company-disagrees/

Laporan Greenpeace mengenai pengembangan hutan dan lahan gambut di konsesi FGV:

https://www.greenpeace.org/static/planet4-indonesia-stateless/2019/02/0bb14a51-0bb14a51-20170726_gp_palmalert_felda.pdf 

[3] Lihat, sebagai contoh, “Straits Times: Indonesia on high alert before peak of dry season”

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesia-on-high-alert-before-peak-of-dry-season

 

Kontak Media: 

Bagus Kusuma, Jurukampanye Hutan Greenpeace Southeast Asia, tel: +6281297650093, email [email protected]

Ester Meryana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, Tel 0811 1924 090, email [email protected]