Washington, DC, 20 April 2018. Pada peringatan Hari Bumi – yang jatuh pada tanggal 22 April – kali ini, lebih dari satu juta orang menuntut agar perusahaan-perusahaan besar dunia mengurangi produksi plastik sekali pakai mereka.

Di seluruh dunia, lebih dari 1 juta orang telah menandatangani petisi, dan membawanya ke toko-toko dan restoran, serta mengunggah foto kemasan plastik yang berlebihan ke media sosial untuk mendesak perusahaan seperti Coca-Cola, Pepsi, Nestlé, Unilever, Procter & Gamble, McDonald’s, dan Starbucks terkait jejak lingkungan plastik sekali pakai mereka yang masif. Greenpeace, sebagai bagian dari gerakan #BreakFreeFromPlastic, mendorong individu-individu di seluruh dunia untuk berkontribusi dalam “Million Acts of Blue” – sebuah aksi besar yang mendorong bisnis lokal, perusahaan, restoran, dan pengecer untuk mengurangi ketergantungan mereka pada plastik sekali pakai.

Dalam rangka Hari Bumi, seniman Spanyol Marcelo van Es membuat replika logo Million Acts of Blue di pantai Cadiz, Spain.

Menjelang Hari Bumi, para seniman telah menciptakan karya seni pantai yang besar di seluruh Eropa untuk menarik perhatian publik pada masalah pencemaran plastik laut.

“Kita telah mencapai titik kritis plastik sekali pakai, dan sudah waktunya bagi setiap perusahaan yang peduli pada planet yang sehat untuk melakukan lebih dari sekadar daur ulang. Plastik sekali pakai terus mengalir ke lautan, sungai, dan masyarakat kita dalam tingkat yang mengkhawatirkan,” ujar Jurukampanye Plastik Greenpeace USA Graham Forbes.

“Hari Bumi kali ini adalah saatnya untuk menghadapi kenyataan bahwa kita tidak bisa ‘mendaur ulang’ jalan keluar dari kekacauan ini. Kita harus mengatasi kecanduan korporat pada plastik sekali pakai dan bergerak ke arah yang lebih baik.”
Greenpeace dan aktivis di seluruh dunia telah melakukan aksi sepanjang bulan April untuk menolak plastik sekali pakai yang dijual perusahaan kepada konsumen. Aksi yang dilakukan termasuk:

  • Di AS, aktivis Greenpeace menggelar dua spanduk di dekat jembatan Golden Gate di San Francisco yang bertuliskan “Break Free From Plastic” dan “Stop Corporate Plastic Pollution,” menampilkan logo dari tujuh perusahaan yang memiliki jejak kaki plastik yang sangat besar. Greenpeace USA juga membawa balon udara panasnya dengan pesan Break Free From Plastic ke festival lingkungan terbesar di dunia di Texas.
  • Di Filipina, Greenpeace bermitra dengan seniman lokal secara kolektif untuk menggelar kegiatan ECOlta Fair dan Plastic-Free, yang melibatkan individu-individu yang berkeinginan untuk hidup bebas dari plastik atau mengurangi limbah mereka.
  • Di Afrika Selatan, Senegal, Kamerun, dan Kenya, Greenpeace Afrika bekerja dengan para sukarelawan untuk melakukan pembersihan pantai dan kota serta audit merek untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab atas polusi plastik.
  • Di Spanyol, sebagai bagian dari gerakan #DesnudalaFruta, kelompok lokal mengunjungi sejumlah peritel untuk menuntut solusi dan edukasi konsumen mengenai jumlah kemasan plastik yang digunakan produk-produknya.
  • Di Meksiko, sekelompok aktivis mengumpulkan dan memotret kemasan dari tujuh perusahaan terbesar di dunia. Di Veracruz, seniman plastik Francisco Javier Calvillo membuat patung pasir kura-kura raksasa dengan sebuah pesan untuk perusahaan.

“Solusinya adalah menutup keran plastik dan benar-benar menghentikan penggunaan material sekali pakai tersebut. Meningkatnya kemarahan publik terhadap plastik sekali pakai harus dilihat oleh pembuat kebijakan dan regulator sebagai tanda bahwa warga menginginkan perlindungan yang lebih baik dari para pemimpin mereka terhadap serangan gencar industri yang berusaha mengejar tambahan keuntungan yang lebih besar dengan mengorbankan planet yang kini semakin dipenuhi oleh sampah plastik,” ujar Von Hernandez, Koordinator Global untuk Break Free From Plastic.

Hari Bumi telah dijadikan sebagai sebuah kesempatan bagi banyak perusahaan untuk melakukan pencitraan seolah telah melakukan aksi hijau (greenwash) seperti upaya daur ulang plastik. Pada Hari Bumi tahun ini, Greenpeace berusaha mengubah narasi tentang plastik sekali pakai, dari tanggung jawab individu kepada tanggung jawab perusahaan untuk mengurangi produksi kemasan plastik sekali pakai.

Catatan:
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 91 persen plastik di dunia belum didaur ulang. Setara dengan satu truk berisi plastik memasuki lautan kita setiap menit.
Polusi plastik berbahaya bagi kehidupan laut, termasuk burung laut, kura-kura, dan paus. The United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan bahwa plastik di laut bertanggung jawab atas kematian ratusan ribu makhluk laut setiap tahun.
Gerakan internasional #BreakFreeFromPlastic terdiri dari lebih dari 1.100 grup, termasuk Greenpeace, mendorong perusahaan untuk mengurangi dan akhirnya menghentikan produksi plastik sekali pakai.
Greenpeace baru saja merilis sebuah toolkit untuk membantu individu menuntut tindakan terhadap polusi plastik, yang tersedia di sini: www.greenpeace.org/MillionActsOfBlue

Foto dan video:
Foto aksi yang menentang penggunaan plastik sekali pakai di seluruh dunia: http://media.greenpeace.org/collection/27MZIFJXOGWVP
Foto terkait karya seni pantai di Eropa:
https://metamag.org/2018/04/10/arty-plastic-protests-set-to-spread-across-europe/
Foto dan video polusi plastik di lautan: http://media.greenpeace.org/collection/27MZIFJXOQE3R
Video Million Acts of Blue:
https://media.greenpeace.org/shoot/27MZIFJXTSJ_S

Kontak media:
Perry Wheeler, Greenpeace USA Senior Communications Specialist, +1 301 675 8766, [email protected]
Greenpeace International Press Desk, +31 20 718 2470, [email protected] (available 24 hours)
Muharram Atha Rasyadi, Jurukampanye Urban Greenpeace Indonesia, [email protected], telp 0811-1714-083
Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, [email protected], telp +62 811-1461-674