Manila, 9 Oktober 2018. Gerakan Break Free From Plastic hari ini mengumumkan, Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé adalah perusahaan yang paling banyak muncul selama proses identifikasi sampah plastik dalam 239 kegiatan bersih-bersih dan audit merek di 42 negara dan enam benua. Lebih dari 187.000 kemasan sampah plastik diaudit, mengidentifikasi ribuan merek yang kemasannya masih bergantung pada plastik sekali pakai lalu mencemari lautan dan saluran air secara global. Coca-Cola adalah pencemar teratas dalam audit global, di mana sampah plastik bermerek Coke ditemukan di 40 dari 42 negara yang berpartisipasi. Kegiatan audit merek ini adalah potret paling komprehensif dari perusahaan-perusahaan penyumbang sampah plastik terburuk di seluruh dunia.

Plastic-Spitting Dragon Protests at Our Oceans Conference in Malta. © Bente Stachowske

“Audit merek ini memperlihatkan bukti tak terbantahkan tentang peran yang dimainkan oleh perusahaan dalam melangsungkan krisis pencemaran plastik global,” kata Koordinator Global Break Free From Plastic Von Hernandez. “Dengan terus memproduksi kemasan plastik yang bermasalah dan tidak dapat didaur ulang untuk produk mereka, perusahaan-perusahaan ini bersalah karena telah menghancurkan planet ini dalam skala besar. Sudah saatnya mereka mengaku dan berhenti melimpahkan kesalahan kepada warga atas produk mereka yang boros dan membuat polusi.”

Audit, yang dipimpin oleh anggota-anggota Break Free From Plastic[1], menemukan bahwa Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé, Danone, Mondelez International, Procter & Gamble, Unilever, Perfetti van Melle, Mars Incorporated, dan Colgate-Palmolive secara berurutan sebagai sepuluh besar merek-merek multinasional yang sampah plastiknya paling banyak ditemukan dalam kegiatan bersih-bersih. Pemeringkatan perusahaan multinasional ini mencakup merek-merek yang ditemukan setidaknya di sepuluh dari 42 negara yang berpartisipasi. Secara keseluruhan, polystyrene, yang tidak dapat didaur ulang di sebagian besar lokasi, adalah jenis plastik yang paling umum ditemukan, diikuti oleh PET, yakni bahan yang digunakan dalam botol, wadah, dan kemasan lainnya.

Di kawasan Asia, hasil analisis menemukan penghasil sampah terbesar adalah merek Coca-Cola, Perfetti van Melle, dan Mondelez International. Merek-merek ini menyumbang 30 persen dari semua sampah plastik bermerek yang dihitung oleh para sukarelawan di seluruh Asia. Audit merek tahun ini di seluruh Asia mengacu pada kegiatan bersih-bersih dan audit selama seminggu di Pulau Freedom-Filipina pada tahun 2017, yang menemukan Nestlé dan Unilever sebagai pencemar teratas.

“Kami membayar harga yang mahal untuk ketergantungan perusahaan multinasional pada plastik murah,” kata Jurukampanye Greenpeace Asia Tenggara – Filipina Abigail Aguilar. “Kami adalah orang-orang yang dipaksa untuk membersihkan sampah plastik mereka di jalan-jalan dan saluran air kami. Di Filipina, kami dapat membersihkan seluruh pantai dan keesokan harinya pantai tercemar sampah plastik. Melalui audit merek, kami dapat menyebutkan beberapa pencemar terburuk dan meminta mereka berhenti memproduksi plastik sebagai permulaan.”

Di Amerika Utara dan Amerika Selatan, Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé adalah pencemar teratas, menyumbang 64 dan 70 persen dari semua sampah plastik bermerek.
“Di Amerika Latin, audit merek menempatkan tanggung jawab pada perusahaan yang memproduksi plastik yang tidak berguna dan pemerintah yang memperbolehkan perusahaan untuk menempatkan beban, dari mulai ekstraksi ke pembuangan, di sebagian besar masyarakat rentan dan miskin,” ucap Koordinator GAIA untuk Amerika Latin Magdalena Donoso. ” Anggota BFFP di Amerika Latin menyoroti krisis ini dan mempromosikan strategi nol sampah dengan komunitas-komunitas kami.”

Di Eropa, Coca-Cola, PepsiCo, dan Nestlé kembali menjadi pencemar utama yang teridentifikasi, di mana porsi sampah mereka 45 persen dari total sampah plastik yang diaudit di wilayah tersebut. Di Australia, merek 7-Eleven, Coca-Cola, dan McDonald’s adalah pencemar teratas yang diidentifikasi, angkanya 82 persen dari sampah plastik yang ditemukan. Dan terakhir, di Afrika, merek ASAS Group, Coca-Cola, dan Procter & Gamble adalah merek-merek terbanyak yang ditemukan, terhitung 74 persen dari sampah plastik di sana.

“Audit merek ini menempatkan kembali tanggung jawab pada pihak yang seharusnya, dengan perusahaan-perusahaan memproduksi plastik dalam jumlah tak terbatas yang berakhir di Samudra Hindia,” kata Griffins Ochieng, Koordinator Program Centre for Environment Justice and Development di Kenya. “Kami melakukan kegiatan bersih-bersih dan audit merek di dua lokasi di Kenya untuk mengidentifikasi perusahaan yang menjadi pencemar terburuk di wilayah tersebut dan meminta pertanggungjawaban mereka. Ini lebih mendesak daripada sebelumnya, demi masyarakat yang mengandalkan lautan untuk mata pencaharian, kesehatan dan kesejahteraan mereka, untuk bisa terbebas dari plastik. ”

Break Free From Plastic mendorong perusahaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendesain ulang sistem pengantaran untuk meminimalisir atau mengeliminasi kemasan plastik, dan bertanggung jawab atas sampah plastik yang mereka terus kirimkan ke dalam sistem pengelolaan sampah dan lingkungan yang sudah genting.

Meskipun audit merek tidak memberikan gambaran lengkap tentang jejak pencemaran plastik para perusahaan, tapi mereka adalah indikasi terbaik hingga saat ini sebagai pencemar plastik terburuk di dunia. Gerakan Break Free From Plastic mendorong perusahaan untuk mengakhiri ketergantungan mereka pada plastik sekali pakai, mengutamakan inovasi dan sistem pengiriman alternatif untuk produk.

Catatan:

Temukan laporan audit merek dari Break Free From Plastic di sini: https://www.breakfreefromplastic.org/globalbrandauditreport2018/

  1. Break Free From Plastic adalah gerakan global yang memimpikan masa depan bebas dari sampah plastik. Sejak diluncurkan pada September 2016, hampir 1.300 kelompok dari seluruh dunia telah bergabung dengan gerakan untuk menuntut pengurangan besar-besaran dalam plastik sekali pakai dan untuk mendorong solusi jangka panjang terhadap krisis pencemaran plastik. Organisasi-organisasi ini berbagi nilai-nilai umum perlindungan lingkungan dan keadilan sosial, yang memandu pekerjaan mereka di tingkat komunitas dan mewakili visi global yang terpadu. www.breakfreefromplastic.org

Foto dan Video:

Untuk foto dan video kegiatan bersih-bersih dan audit merek di seluruh dunia bisa ditemukan di: https://media.greenpeace.org/collection/27MZIFJWQQ88P

Kontak media:

  • Perry Wheeler, Greenpeace USA Senior Communications Specialist, telp +1 301 675 8766, [email protected].
  • Shilpi Chhotray, Break Free From Plastic Senior Communications Officer, telp +1 703 400 9986, [email protected].
  • Claire Arkin, GAIA Campaign and Communications Associate, telp +1 510-883-9490.
  • Greenpeace International Press Desk, +31 (0)20 718 2470 (24 jam), [email protected].
  • Muharram Atha Rasyadi, Jurukampanye Urban Greenpeace Indonesia, [email protected], telp +62 811-1714-083
  • Ester Meryana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, [email protected], telp +62 811-1924-090