Benoa, Bali, 13 April 2018. Kapal legendaris Greenpeace, Rainbow Warrior kembali lagi ke perairan Pulau Dewata, dan merapat di Pelabuhan Benoa hari ini. Kunjungannya kali ini untuk membawa pesan membawa kembali keseimbangan antara alam dengan kehidupan manusia, yang diusung dalam sebuah tema besar Jelajah Harmoni Nusantara.

Bali sebagai salah satu destinasi wisata populer di dunia, menuntut Bali melakukan pembangunan secara cepat dan masif, untuk mendukung pariwisata yang semakin berkembang. Tak dapat dipungkiri, pembangunan masif di Bali menyisakan banyak persoalan lingkungan hidup yang menjadi perhatian masyarakat dunia.  Ada tiga permasalahan lingkungan utama yang perlu menjadi perhatian utama perjalanan Rainbow Warrior kali ini yaitu energi, penggunaan plastik yang berujung pada sampah di laut serta reklamasi di kawasan pesisir.Dampak pembangunan dan industri pariwisata yang tidak memperhatikan keberlanjutan dan harmoni alam, telah membawa dampak luas terhadap alam lingkungan Pulau Bali. Konsep kepraktisan dan kenyamanan fasilitas telah memasung Bali untuk menyerap lebih banyak konsumsi energi dan konsumsi plastik dan perubahan fungsi lahan.

Sumber energi yang masih bersumber pada batubara, akan memperburuk kualitas udara di Bali dan mengancam kesehatan masyarakat, juga industri pariwisata di Bali. Padahal dengan potensi yang ada,  Bali bisa menjadi teladan pengembangan energi bersih terbarukan, dan ini masa depan yang kita butuhkan, lingkungan yang aman dan bebas dari polusi.Greenpeace mengkritisi rencana dibangunnya PLTU Celukan Bawang 2×330 MW sebagai sebuah perencanaan energi yang salah oleh Pemerintahan Provinsi Bali yang akan meracuni keindahan dan keseimbangan alam pulau Dewata. Bersama masyarakat, Greenpeace telah melayangkan gugatan agar rencana proyek ini segera dibatalkan.
“PLTU Batubara telah menjadi masa lalu kelam yang ditinggalkan di banyak negara di dunia, dan energi terbarukan seperti tenaga surya telah menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru dengan penyerapan tenaga kerja lokal yang besar”, ucap Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.
Bicara persoalan lingkungan di Bali, berarti juga menyoroti gerakan lingkungan terbesar di pulau ini, gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa. Kunjungan kapal Greenpeace kali ini juga untuk memberikan dukungan pada perjuangan masyarakat Bali menolak reklamasi di Teluk Benoa. Posisi Greenpeace jelas menolak reklamasi, dan ini telah kami tegaskan sejak kapal Rainbow Warrior berkunjung di sini pada tahun 2013 silam.
Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI), I Wayan Suardana, atau akrab disapa Gendo, menyatakan bahwa perjuangan rakyat Bali dari berbagai komponen seperti; komunitas, pemuda adat, desa adat, akademisi, seniman, LSM, dalam mempertahankan Teluk Benoa sebagai kawasan suci yang harus dilindungi dari ancaman alih fungsi kawasan adalah wujud kesadaran penuh dan kekuatan masyarakat Bali untuk pelestarian lingkungan hidup. “Kita tidak akan surut menentang upaya reklamasi di di Teluk Benoa, kita akan terus berjuang bersama untuk martabat adat dan lingkungan hidup kita,” tegas Gendo.
Terkait pencemaran plastik di lautan, Greenpeace menegaskan bahwa untuk mengatasi persoalan serius ini, tidak hanya cukup dengan pembersihan di lapangan dan melakukan daur ulang. “Persoalan pencemaran sampah plastik di lingkungan hingga mengotori lautan kita adalah bukti kegagalan sistem, wujud dari produksi-konsumsi yang tidak berkelanjutan dan rendahnya kesadaran”, ucap Arifsyah Nasution, Jurukampanye Laut Greenpeace. Oleh karena itu, hal yang sangat penting untuk dilakukan saat ini adalah mengurangi produksi dan ketergantungan serta kenyamanan kita dalam menggunakan plastik sekali pakai (Single Use Plastics) dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kontak media:

  • Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, +628118407113
  • I Wayan “Gendo” Suardana, Koordinator ForBALI,  +628563700677
  • Arifsyah Nasution, Jurukampanye Laut Greenpeace Indonesia, +628111400350
  • Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, +628111461674, [email protected]