Bukti baru menunjukkan Bahwa lahan gambut dan perlindungan hutan merupakan kunci untuk menghentikan Kabut Asap.

Peatland Forest Fire in Pelalawan Riau. © Rony  Muharrman

Kebakaran hutan dan lahan gambut tahunan di Indonesia sebagian besar adalah krisis buatan manusia, yang berdampak terhadap kesehatan yang utamanya terhadap Indonesia serta Asia Tenggara. Dimana perusahaan perkebunan yang masih terus beroperasi dengan kondisi  hukum yang lemah penegakkannya dimana cara mereka menjalankan praktik yang tidak bertanggung jawab seperti: membuka hutan, mengeringkan lahan basah, padahal lahan gambut kaya akan karbon, dan menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran hutan, yang dikenal sebagai kabut asap.

Yang tersisa di kondisi alam, kebakaran lahan gambut sebenarnya sangat jarang terjadi, tapi dalam beberapa dasawarsa kehancuran telah membuat Indonesia menjadi wilayah  sangat besar yang mudah terbakar – serta ancaman bagi kesehatan jutaan orang di Sumatera, dan di seluruh wilayah tersebut. Di Asia Tenggara, asap dari lahan gambut dan kebakaran hutan dapat dihubungkan dengan terjadinya 300.000 kematian selama bertahun-tahun El Niño berlangsung.

Tahun ini, secara luas diperkirakan akan menjadi tahun El Niño yang ditandai dengan kondisi kekeringan yang panjang terjadi di Indonesia, kebakaran dapat melampaui dampak yang terjadi pada (kebakaran) tahun lalu. Singapura mengambil tindakan melalui  usulan mengenai Lintas Batas Hukum kabut asap, tetapi tindakan yang komprehensif untuk mengatasi kebakaran secara mendasar nampaknya belum disikapi oleh pemerintah Indonesia. Namun, Kabut Asap adalah tanda yang paling terlihat bahwa “bisnis seperti biasa” pada sektor perkebunan tidak dapat dilanjutkan. Perlindungan terhadap lahan gambut serta hutan adalah yang terbaik solusi jangka panjang yang terbaik. kita harus menghentikan kebakaran hutan dan mencegah bencana kesehatan masyarakat di masa  yang akan datang.

Unduh:

Kabut Asap Sumatera