Ramadan selalu menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan perbaikan  diri. Kebaikan dan perbaikan yang sudah kita jalani selama Ramadan sepatutnya tetap dilanjutkan agar keberkahan Ramadan tidak berhenti begitu saja. Salah satu kebaikan Ramadan yang harus tetap dilanjutkan adalah hubungan yang kita miliki dengan lingkungan dan kesadaran lingkungan yang mendorong kita untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan. 

Nah, Idulfitri merupakanan momen yang tepat untuk melakukan hal tersebut:melanjutkan kebaikan selama Ramadan. Penerapan  gaya hidup berkelanjutan penting untuk kebaikan umat dan lingkungan di sekitar kita. Berikut ini kami pilihkan Obrolan Lingkungan Menjelang Lebaran yang bisa memberikan khazanah yang lebih luas dalam memaknai Hari Kemenangan yang ramah lingkungan.

1. Memuliakan Makanan, Memuliakan Allah dan Sesama

Food Waste atau buang-buang makanan justru marak terjadi di bulan di mana umat Islam berpuasa. Jam makan kita makin menyempit selama sebulan penuh, namun data berkata lain. Sampah makanan justru meningkat akibat kita lapar mata, membeli makanan karena alasan emosional bukan rasional. Lalu sebenarnya bagaimana Islam memandang food waste? Saksikan kajian lengkapnya bersama Ustazah Syifa Nurfadhilah.

2. Ramadan, Bulan dengan Food Waste Tertinggi?

Dalam agama Islam, makanan dianggap sebagai anugerah dari Allah SWT yang harus disyukuri dan tidak boleh dihambur-hamburkan. Oleh karena itu, Food Waste (pemborosan makanan) dibahas dengan serius dalam pandangan Islam. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia harusnya bulan ramadhan bisa menjadi momentum dalam mengurangi food waste ini. Namun faktanya di lapangan pada 2021 saja permintaan bahan pangan di DKI Jakarta malah meningkat naik 15% sebelum bulan Ramadan. Indonesia malah menjadi negara kedua dengan food waste terbesar di dunia!

3. Menahan Diri, Ramadan adalah Pencapaian Bukan Sekedar Perayaan

Pada saat bulan Ramadan tingkat konsumsi kita, umat muslim,  sadar atau pun tidak malah mengalami peningkatan. Misalnya buang-buang makanan (food waste) yang pernah kita bahas sebelumnya, justru naik 10-15% di bulan Ramadan. Selain itu, tingkat pembelian kita atas kebutuhan tekstil, transportasi, air dan listrik juga justru meningkat pada bulan suci ini.

Puasa harusnya mengajarkan kita untuk menahan diri, bukan hanya dari lapar dan haus, namun juga hawa nafsu. Nafsu untuk berlebih-lebihan dalam hal konsumsi tekstil, listrik, air dan transportasi. Tapi pada praktiknya kita malah disuguhi konsumerisme berlebih justru ketika bulan suci. Ironi, bukan?

Nah, bagaimana? Menarik bukan obrolan lingkungan menjelang lebaran? Kamu bisa dengarkan lebih banyak bahasan tentang lingkungan di podcast #NgobrolLingkungan dan YouTube Greenpeace Indonesia. Kami selalu hadirkan konten yang menarik untuk menambah perspektif baru tentang bagaimana kita dapat menjaga lingkungan.