Di mana ada pengeboran, di situlah terjadi tumpahan minyak
Ketergantungan kita kepada minyak bumi memicu perubahan iklim, dan menghabiskan biaya yang besar. Rekam jejak industri minyak dunia juga menunjukkan bahwa kebocoran dan tumpahan minyak bumi merupakan hal yang tak terhindarkan ketika minyak bumi dibor. Inilah beberapa contoh kegagalan proyek minyak bumi yang terjadi di belahan dunia:
- Filipina

Terhitung sudah sebulan lebih sejak kapal tanker minyak MT Princess Empress tenggelam di Naujan, Oriental Mindoro, Filipina yang menyebabkan tumpahan minyak dari muatannya. Tumpahan minyak industri sebanyak 900.000 liter mengancam ekosistem pantai di Oriental Mindoro, termasuk Pulau Verde yang kaya akan keanekaragaman hayati. Tumpahan minyak tersebut juga rentan memasuki area ekosistem laut seperti hutan bakau, terumbu karang, dan padang lamun.
- Karawang

Pada 2019, terjadi petaka tumpahan minyak dari perusahaan milik Pertamina. Dampak tumpahan minyak tersebut akhirnya mencemari wilayah laut dan pesisir Karawang, Bekasi serta meluas hingga mencapai Kepulauan Seribu sehingga memengaruhi pendapatan masyarakat. Pasalnya, nelayan tidak bisa melaut dikarenakan laut yang kotor dan ikan yang tercemar. Kejadian ini juga diperparah dengan tidak adanya penjelasan yang transparan dari Pertamina mengenai kelalaian ini.
- Balikpapan

Kejadian tumpahan minyak yang terjadi di Balikpapan pada 2018 menewaskan lima orang serta merusak mangrove dan biota laut. Masyarakat juga mengeluhkan mual dan pusing akibat bau tumpahan minyak yang menyengat. Petaka ini juga buah hasil dari kelalaian Pertamina akibat pipa bawah laut terputus. Akhirnya, minyak mentah mengotori area yang diperkirakan 7000 hektar.
- Teluk Meksiko

Fenomena yang terkenal dengan nama Deepwater Horizon adalah kejadian tumpahan minyak terbesar yang terjadi di Teluk Meksiko pada tahun 2010. Tumpahan minyak terjadi setelah rig pengeboran minyak tersebut meledak. Hal ini menyebabkan 11 pekerja tewas dan 17 orang terluka. Diproyeksikan sekitar 206 juta galon minyak tumpah dan mencemari habitat biota laut termasuk hewan yang akan punah.
Setelah kegagalan yang masif dan merugikan banyak aspek, industri bahan bakar fosil masih belum juga belajar dari kesalahannya. Kini sudah saatnya untuk mengakhiri subsidi bagi bahan bakar fosil dan mulai berinvestasi pada energi terbarukan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sherina Redjo adalah Content Writer di Greenpeace Indonesia