Polusi udara merupakan salah satu risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan. WHO telah merevisi pedoman dari kualitas udaranya pada tahun 2021 untuk merefleksikan kerusakan akibat polusi udara terhadap kesehatan manusia. Hingga 99% populasi dunia berisiko terpapar udara yang tidak sehat, hal ini menunjukan bahwa tidak ada polusi udara yang aman bagi manusia.

Namun masalah kualitas udara bukan sekadar masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat – kualitas udara juga mengenai masalah kesetaraan dan keadilan. 

Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Greenpeace India menunjukan bahwa risiko polusi udara tidak terdistribusi secara merata dalam sebuah masyarakat, dengan beberapa kelompok seperti ibu hamil, bayi, dan orang usia lanjut yang berisiko terdampak lebih besar.

Seiring dengan gerakan global yang berkembang, Greenpeace mencari penerapan solusi untuk mengatasi polusi udara dan untuk mengurangi risikonya terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan dan ekonomi. Tidak peduli siapapun kamu atau di mana kamu tinggal, udara bersih merupakan hak semua orang. 

Mari kita lihat aktivitas Greenpeace terkait polusi udara di seluruh dunia tahun ini! 

Pengalaman udara bersih di Kolombia

Sebagai salah satu kota yang paling padat di dunia, transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara di Bogotá, Kolombia. Menurut Greenpeace Kolombia, tingkat polusi di kota bukan hanya melebihi parameter yang diizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, tetapi warga negara tidak menyadari apa yang mereka hirup di jalan.

Greenpeace Kolombia mendesak Walikota Bogotá untuk memastikan hak warganya untuk menghirup udara bersih dan sehat terpenuhi. Bogotá merupakan salah satu dari 92 kota di dunia yang kualitas udaranya melebih ambang batas polusi udara yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang keempat di Amerika Latin setelah Santiago, Mexico City dan Lima. Selama tahun 2020, polusi udara di Bogotá menyebabkan kematian lebih dari 5.400 nyawa dan menyebabkan kerugian ekonomi sebanyak sekitar 1,8 miliar dolar Amerika.

Pada Hari Udara Bersih Sedunia tanggal 7 September, Greenpeace Kolombia memasang sebuah kapsul udara bersih di Bogotá untuk menyoroti penting dan mendesaknya untuk meningkatkan kualitas udara di kota ini. Kapsul tersebut dibuat seperti terowongan dan kubah, pejalan kaki diajak untuk masuk dan merasakan perbedaan antara menghirup udara bersih dan tersaring di dalam kubah dan udara di jalan luar. Di sana juga ada staf dan sukarelawan yang siap untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai polusi udara.

Greenpeace Kolombia menyerukan kepada pemerintah untuk menerapkan kebijakan demi mengurangi emisi polusi. Data kualitas udara juga harus diakses dengan mudah sehingga membantu rencana pengelolaan kualitas udara Bogotá yang baik.

Katakan tidak pada polusi udara!

Lebih dari 90% penduduk India tinggal di daerah yang kualitas udaranya berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tingkat polusi rata-rata di banyak kota jauh melebihi pedoman terbaru dari WHO.

Sebagai bagian dari kampanye mereka untuk mengurangi polusi di jalan, Greenpeace India memprakarsai kampanye “Power the Pedal”, bersama buruh perempuan berupah rendah di Delhi dan Bengaluru untuk membangun komunitas bersepeda yang akan bertindak sebagai agen perubahan. Para perempuan tersebut diberikan sepeda dan pelajaran bersepeda untuk membantu mereka dalam perjalanan sehari-hari, memberdayakan kemandirian mereka, dan menciptakan keadilan iklim di sektor transportasi.

Pada bulan April, Greenpeace India menginisiasi petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 10.000 warga negara kepada Dewan Pengendalian Polusi Pusat (CPCB) untuk menuntut revisi cepat Standar Kualitas Udara Ambien Nasional (NAAQS). Dalam upaya mendukung penyampaian petisi tersebut, mereka memasang instalasi seni pohon kawat setinggi delapan kaki, yang dibuat oleh Satish Kumar dan dilukis oleh beberapa relawan Greenpeace India, di luar kantor dewan. 

Warga memenangkan gugatan polusi udara lagi

Greenpeace Indonesia telah lama bekerja sama dengan beberapa organisasi lingkungan lain guna mendesak pemerintah mengambil tindakan untuk udara bersih dan menuntut pihak berwenang untuk menegakkan hak warga negara dalam menghirup udara yang sehat di Jakarta, Indonesia. 

Pada tahun 2022, fokus Greenpeace Indonesia adalah memastikan bahwa gugatan mengenai polusi udara warga negara yang telah dimenangkan di tahun 2021 ditegakkan dan pemerintah Indonesia dimintai pertanggungjawaban atas masalah polusi yang terus berlanjut. Pada tahun 2019 sekelompok warga Jakarta mengajukan gugatan pencemaran udara terhadap Presiden Joko Widodo, gubernur Jakarta, dan pejabat pemerintah lainnya untuk meningkatkan kualitas udara Jakarta. 

Aktivis dari Greenpeace Indonesia dan koalisi Ibukota berdiri di depan Monumen Nasional, Jakarta, dengan pesan “Udara Kita Bersama” sebagai peringatan satu tahun kemenangan gugatan warga Jakarta atas Presiden Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur DKI, dan 4 pejabat lainnya yang telah melanggar hak asasi warga Jakarta untuk menghirup udara bersih.

Pada tahun 2021, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan bahwa pemerintah Indonesia bersalah karena gagal untuk menegakkan hak warga negara atas udara bersih.

Presiden dan para terdakwa lainnya mengajukan banding, tetapi di bulan Oktober tahun ini, dewan peradilan tinggi menguatkan keputusan awal, mencetak kemenangan kedua bagi warga negara dan hal mereka atas udara bersih. 

Intervensi seni untuk udara bersih

Pada bulan Desember 2021, Greenpeace Malaysia dan organisasi gerakan masyarakat sipil, CERAH, mengajukan keluhan penting kepada Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia atas pengakuan hak asasi manusia atas udara bersih dan bebas kabut. Hal ini mendorong diskusi meja bundar mengenai masalah polusi udara di awal tahun. 

Untuk membantu menyebarkan pesan tentang udara bersih kepada masyarakat, Greenpeace Malaysia bekerja sama dengan beberapa seniman untuk menciptakan berbagai karya. Ernest Zacharevic dan Fahmi Reza membuat mural di ibu kota Kuala Lumpur untuk menyoroti udara bersih sebagai hak asasi manusia. 

Pada Hari Udara Bersih Sedunia, duo seniman ini, co2_karbondioksida, membuat karya seni setinggi 2,7 meter menggunakan 2.000 foto langit biru yang dikirimkan oleh masyarakat dari seluruh dunia yang bergabung dalam gerakan Greenpeace, “The Air We Share”.

Karya seni berjudul ‘To Dream of Blue Skies’ atau ‘Memimpikan Langit Biru’, mengambil bentuk dari awan impian di atas boks bayi, melambangkan harapan untuk anak kita di masa depan. Awan ini terbuat dari foto langit biru yang dicetak di kertas daur ulang yang mayoritas didapatkan dari sekolah dasar.

Menjelang Pemilihan Umum ke-15 negara Malaysia pada bulan November, Greenpeace Malaysia membentangkan spanduk raksasa yang bertuliskan “Vote4Climate” di alun-alun kemerdekaan bersejarahnya, Dataran Merdeka, untuk menuntut dimasukkannya Polusi Kabut Lintas Batas atau Undang-Undang Udara Bersih oleh pemerintahan yang akan datang.