A Greenpeace volunteer from Katingan, Central Kalimantan, Evelyn Kristina, 22 year-old (a university student) poses for portrait during a training of Forest Fire Prevention (FFP) team in Kubu Raya, West Kalimantan.

Lahir dan besar di Katingan, membuat saya turut merasakan menjadi salah satu masyarakat yang terdampak atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Pada saat kebakaran hutan dan lahan terjadi, hampir tak ada bantuan yang datang menghampiri desa saya. Meski demikian, semua masyarakat kompak bergotong royong demi memadamkan dan menjaga lahan dan hutan yang terbakar. Selain itu, saling membantu dan memenuhi konsumsi makanan masyarakat di desa.

Katingan merupakan wilayah dataran tinggi. Rata-rata masyarakat di sana berprofesi menjadi petani. Sehingga, pada saat kebakaran hutan dan lahan di wilayah konsesi perusahaan terjadi, masyarakat sangat merasakan dampak-dampak besar– kekeringan, gagal panen, terkena penyakit pernafasan berujung kematian, terhalangnya aktivitas pendidikan, hingga kriminalisasi masyarakat.

“Kebakaran ada di mana-mana dan kami terus dikambing hitamkan. Kami tidak bisa mengeluarkan pendapat dan isi hati kami untuk membela ruang hidup kami sendiri. Ironi.” 

Sebagai salah satu contoh betapa ironisnya dampak kebakaran hutan dan lahan yang masyarakat rasakan, paman saya adalah salah satu orang yang terkena kriminalisasi petani. Paman saya dituduh sengaja melakukan pembakaran lahan oleh aparat. Padahal, paman tidak tahu-menahu dan merupakan korban atas terbakarnya lahan. Kemudian, kriminalisasi tersebut berujung hingga persidangan dengan hukuman tiga bulan penjara. Hingga kini, kejadian itu membuat masyarakat sekitar menjadi trauma untuk kembali berladang. 

Saat ini saya tergabung dalam Tim Cegah Api (TCA).  Menjadi bagian dari tim ini menjadi salah satu bentuk upaya solusi atas keresahan yang saya alami. Menurut saya, dengan salah satu cara ini saya bisa mendapatkan pengetahuan terkait hukum, pencegahan, dan pemadaman hutan yang nantinya akan saya bagi ke masyarakat di desa. 

Bagi kami yang hidup di tengah api, bencana kebakaran hutan dan lahan ini persoalan hidup dan mati. Karena itu, meski rakyat kecil seperti kami rawan dikriminalisasi, kami tak pernah mundur untuk bahu-membahu mencegah api datang kembali. 

Evelyn Kristina adalah seorang mahasiswa semester akhir yang lahir dan tumbuh besar di Katingan, Kalimantan Barat. 

Dukung Evelyn dan Tim Cegah Api menjaga hutan dari kebakaran. Tambahkan namamu di sini