Hari ini (10 Mei 2022), relawan Greenpeace dari enam belas negara dan pemimpin adat dari Brasil ikut serta dalam protes damai yang dilakukan oleh Greenpeace Belanda di gerbang laut di IJmuiden, Amsterdam. Aktivis dari seluruh Eropa menghadang kapal besar yang tiba dengan 60 juta kilo kedelai dari Brasil, menuntut undang-undang ‘anti-deforestasi’ Uni Eropa yang baru.
Kapal Crimson Ace, simbol sistem pangan yang rusak dan keterlibatan Uni Eropa dalam perusakan hutan global
Crimson Ace, kapal raksasa sepanjang 225 meter, adalah simbol dari sistem yang rusak, yang berdampak pada perusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia. Sebagian besar kedelai yang dibawa kapal ini akan digunakan sebagai pakan ternak (untuk memproduksi daging, susu, telur, ikan budidaya), seperti halnya hampir semua kedelai yang diimpor ke UE (setidaknya 85%).
Produksi kedelai global telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1997, didorong oleh meningkatnya permintaan pakan ternak, dan Uni Eropa sekarang menjadi importir kedelai terbesar kedua di dunia, dengan sekitar 33 juta ton produk kedelai bersumber dari luar negeri setiap tahun. Menurut perhitungan Greenpeace Prancis, Uni Eropa memobilisasi 11,9 juta hektar kedelai di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan peternakannya, jumlah lahan yang setara dengan luas negara Jerman.
Lebih dari setengah kedelai ini digunakan untuk menghasilkan daging, daging yang dikonsumsi orang Eropa dalam jumlah yang jauh melebihi rekomendasi diet. Orang Eropa mengonsumsi sekitar dua kali lebih banyak daging daripada rata-rata global, dan sekitar tiga kali lebih banyak dari susu.
Padang rumput untuk ternak dan lahan pertanian untuk produksi kedelai telah diidentifikasi sebagai dua pendorong utama deforestasi di seluruh dunia. Melalui konsumsinya yang tinggi, negara-negara UE bertanggung jawab atas 16% deforestasi tropis yang terkait dengan komoditas yang diperdagangkan secara internasional seperti daging, minyak sawit atau kedelai.
Masyarakat adat diusir dari tanah mereka demi menyediakan lahan untuk kedelai dan ternak
Masyarakat adat memiliki pengetahuan untuk hidup selaras dengan tanah dan menanam pangan secara ekologis, tetapi alih-alih mendengarkan mereka, perusahaan dan pemerintah telah merenggut hak, tanah, dan kehidupan mereka selama beberapa generasi.
Kapal seperti Crimson Ace dapat berisi kedelai yang berasal dari ekosistem yang rusak, di mana penduduk asli dan komunitas tradisional menghadapi konflik atas tanah mereka, dan pelanggaran lainnya (seperti penggusuran dengan kekerasan).
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa ekspansi daging dan kedelai mendorong deforestasi dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat adat di Brasil. Industri peternakan hewandi negara-negara Eropa ikut andil atas perlombaan ini. Demi mendapatkan tanah yang cocok untuk kedelai, mereka membuka lahan untuk ternak jauh ke dalam hutan hujan, serta merampas kawasan lindung dan tanah adat.
Peternakan besar-besaran dan perkebunan monokultur memakan area alami yang unik demi menghasilkan daging dan kedelai untuk pakan ternak. Lebih dari setengah vegetasi alami Cerrado Brasil, rumah bagi komunitas pribumi dan spesies unik seperti jaguar, telah dibuka untuk perkebunan kedelai dan padang rumput.
Undang-undang Uni Eropa yang kuat untuk melindungi hutan, manusia, dan alam sangat dibutuhkan
Para pemimpin politik harus mengesahkan, memantau, dan menegakkan hukum untuk melindungi hutan dan ekosistem dunia untuk menjamin hak masyarakat adat dan tanah, yang semuanya penting untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon dan iklim dunia.
Saat ini, kepresidensi Dewan Eropa Prancis memimpin negosiasi dengan menteri Eropa lainnya mengenai undang-undang UE baru yang dapat melindungi ekosistem berharga di seluruh dunia. Namun undang-undang yang direncanakan masih memiliki banyak celah krusial. Misalnya, undang-undang tersebut hanya melindungi hutan, dan bukan kawasan alam penting lainnya seperti Cerrado Brasil, sementara hampir setengah dari semua impor kedelai Brasil berasal dari cagar alam ini.
Hak asasi manusia internasional juga kurang diperhatikan, di mana masyarakat adat dan masyarakat lokal yang paling menderita dari budidaya kedelai, seringkali tidak mendapatkan perlindungan yang layak atas hak-hak mereka.
Banyak aturan yang diusulkan dalam rancangan undang-undang juga dibantah oleh perusahaan yang mengambil untung dari penghancuran yang sedang berlangsung. Mereka enggan untuk mengadopsi aturan transparansi yang mengharuskan perusahaan untuk mengetahui dan bertanggung jawab atas lokasi penanaman produk atau penggembalaan sapi mereka.
Undang-undang ‘anti-deforestasi’ yang kokoh untuk UE akan menjadi bagian penting dari solusi. Tetapi dalam kasus kedelai, kita juga mengurangi produksi dan konsumsi daging dan susu secara drastis.
Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan alam, dan untuk mengatasi keadaan darurat iklim, para ilmuwan merekomendasikan pengurangan konsumsi daging dan susu Eropa setidaknya 70% pada tahun 2030. Salah satu hal paling berguna yang dapat dilakukan setiap orang untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim saat ini adalah mengurangi konsumsi daging dan susu secara drastis dan meningkatkan jumlah makanan nabati dalam pola makan kita.
Lebih dari satu juta orang Eropa telah menuntut tindakan politik yang kuat. Mari bergabung dengan gerakan dan tuntut undang-undang UE yang kuat untuk melindungi hutan, manusia, dan alam!
Sini Eräjää, adalah juru kampanye hutan dan pertanian di Greenpeace European Unit.
#Pangan #Hutan