Meskipun sepeda merupakan salah satu transportasi yang paling rendah emisi, konferensi COP26 yang digelar pada awal November 2021 lalu tidak membahas penggunaan kendaraan tersebut. Padahal, selain rendah emisi, bersepeda adalah cara yang paling cepat serta efisien untuk menurunkan emisi dalam sektor transportasi, terutama dalam mengurangi jejak karbon setiap individu1. Klub pesepeda Cycling UK berargumen bahwa apabila penggunaan sepeda didukung oleh pemerintah, maka lebih banyak orang dapat memilih sepeda sebagai kendaraan yang mendukung aktivitas sehari-hari2. Oleh sebab itu, tidak dibahasnya kendaraan ini di COP26 merupakan “kesempatan yang terlewatkan”, menurut European Cyclists’ Federation3.
Konferensi COP26 justru lebih membahas transisi ke mobil rendah emisi atau mobil elektrik sebagai solusi mengurangi emisi di sektor transportasi. Padahal, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Oxford, mengganti penggunaan mobil dengan sepeda setidaknya satu kali dalam sehari dapat mengurangi emisi karbon seorang individu sebanyak 67%4. Selain itu, beralih kepada sepeda dapat mengeluarkan emisi yang jauh lebih rendah secara kumulatif apabila dibandingkan penggunaan mobil, bahkan mobil elektrik seperti yang digaungkan sebagai solusi dalam COP26 sekalipun5. Muharram Atha Rasyadi, Jurukampanye Urban Greenpeace Indonesia, pun menyayangkan bila rencana pengurangan emisi di sektor transportasi justru masih mengandalkan kendaraan roda empat. Hal itu cukup sulit terwujud, bahkan justru menambah masalah dalam hal kemacetan yang sudah sangat pelik di kota-kota besar khususnya.
Sebagai langkah untuk mendorong bersepeda sebagai salah satu solusi nyata mengurangi emisi, Greenpeace Indonesia, Bike to Work (B2W) Indonesia, Eco Transport, dan Jakarta International Velodrome beberapa waktu lalu mengadakan kegiatan Kelap-Kelip Jakarta Night Ride #NOP26, sebuah acara bersepeda bersama dan aksi laser. Acara yang mengambil rute FX Sudirman – Velodrome Rawamangun ini digelar sebagai bentuk dukungan bagi kampanye European Cyclists’ Federation untuk mendorong pemimpin dunia agar mendukung peningkatan pesepeda secara global guna mencapai masa depan yang rendah karbon. Menurut B2W, kegiatan #NOP26 ini merupakan bagian dari gerakan bersama untuk memperkuat tuntutan publik dalam memprioritaskan bersepeda sebagai salah satu moda transportasi yang menjadi solusi untuk mencapai tujuan ambisi iklim. Sementara Eco Transport berharap kegiatan ini dapat mendorong pemerintah agar menyediakan “ruang aman” bagi para pesepeda yang seringkali harus bersepeda di jalan umum.
Oleh sebab itu, sudah saatnya untuk beralih ke sepeda sebagai bentuk transportasi rendah emisi. Selain memiliki manfaat kesehatannya tersendiri, mode transportasi ini lebih aksesibel oleh seluruh kalangan masyarakat apabila dibandingkan dengan mobil pribadi. Transisi kepada penggunaan sepeda tidak akan memakan waktu yang selama transisi kepada mobil listrik, seperti yang dihasilkan oleh COP26, sehingga perlu adanya regulasi dan infrastruktur yang mendukung penggunaan sepeda sebagai moda transportasi.
Catatan kaki:
(1) Carlton Reid. “No Bicycling at COP26 means quickest way to decarbonise road transport is inexplicably missing.” Forbes. 2 November 2021. Diakses 30 November 2021. https://www.forbes.com/sites/carltonreid/2021/11/02/no-bicycling-at-cop26-means-quickest-way-to-decarbonise-road-transport-is-inexplicably-missing/?sh=14a338b4740a
(2) “COP26: Cycling fights climate change.” Cycling UK. Diakses 30 November 2021. https://www.cyclinguk.org/cop26-cycling-fights-climate-change
(3) Andrew Davidson. ”Bikes took a backseat at COP26. Advocates urge Canada to make them a priority in its climate plan.” CBC News. 10 November 2021. Diakses 30 November 2021.
(4) Laura Lombrana. “Switching From Cars to Bikes Cuts Commuting Emissions by 67%”. Bloomberg Green. 31 Maret 2021. Diakses 30 November 2021.
(5) Davidson. “Bikes took a backseat at COP26.”