Harimau Sumatera semi-liar (Panthera Tigris Sumatrae) terlihat di Kawasan Pelestarian Alam Satwa Liar Tambling, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Dulu harimau ditemukan di seluruh Indonesia – sebenarnya, ada tiga spesies berbeda: harimau Bali, harimau Jawa dan harimau Sumatera. Sekarang hanya harimau Sumatera yang tersisa dan mereka berada dalam ancaman kepunahan akibat habitat hutan mereka dihancurkan oleh perusahaan kelapa sawit yang rakus demi keuntungan cepat.

“Habitat harimau yang dirusak ekspansi lahan oleh industri kelapa sawit dan kebakaran membuat harimau kehilangan kesempatan mencari makan sehingga mempercepat laju kepunahan hewan endemik Indonesia tersebut.” — Achmad Saleh Suhada, Deputi Kepala Kampanye Hutan Indonesia

Penebangan hutan dan lahan gambut skala besar yang dilakukan oleh industri.

Hutan Indonesia membutuhkan kita lebih dari sebelumnya. Donasi yang kamu berikan membantu menyelamatkan hutan habitat harimau dengan cara:

  • Mendorong transparansi dan keterbukaan data publik terhadap data perijinan dari sektor kehutanan dan data HGU (Hak Guna Usaha) sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi pemerintah dalam memperkuat kebijakan moratorium hutan dan gambut;
  • Melakukan investigasi dan mengekspos korporasi pelaku perusak atau pembakar hutan dan lahan gambut di Indonesia;
  • Menjaga hutan di Papua sebagai benteng pertahanan terakhir Indonesia dalam melawan krisis iklim dari pembabatan dan pembukaan lahan oleh industri ekstraktif.
  • Mendesak pemerintah untuk membuat dan memperkuat undang-undang yang melindungi ekologi sekaligus mensejahterakan rakyat.
Seekor harimau Sumatra yang terancam punah ditangkap di perbatasan PT Arara Abadi, sebuah perkebunan akasia terkait APP di provinsi Riau.

Demi anak cucu kita dimasa depan kita wajib menjaga bumi ini tetap hijau; dan Greenpeace adalah salah satu organisasi yang saya percaya yang bisa saya support — Gerardus Ngunadi, Donor Greenpeace sejak 2017