Tujuh jam Greenpeace menutup pintu gerbang dan memblokade pelabuhan milik IOI Loders Croklaan, di Rotterdam, Belanda. Sebanyak lebih dari 300 ribu orang di seluruh dunia telah mengirimkan email yang meminta perusahaan asal Malaysia ini berhenti menghancurkan hutan Indonesia. Tapi IOI tetap bergeming.

Sikap acuh perusahaan seperti IOI ini hanya akan memperbesar biaya kesehatan jutaan warga Indonesia, Singapura dan Malaysia yang terpapar asap kebakaran hutan gambut. Kejahatan kemanusiaan dan hilangnya hutan nusantara juga akan terus berlanjut. IOI sepertinya tidak peduli dengan citra buruknya sebagai pedagang yang mengklaim bertanggungjawab.

Dalam laporan Greenpeace terbaru tentang IOI terungkap bahwa para pemasoknya menghancurkan hutan Papua yang kaya keanekaragaman hayati, membakar dan mengerahkan kekuatan aparat negara dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial. Bahkan di negara asalnya, Malaysia, IOI terbelit sengketa lahan dengan masyarakat adat, yang hingga kini belum tuntas. 

Saya turut mendampingi Adi Prabowo dan Bang Nilus saat protes di fasilitas IOI di Rotterdam. Keduanya merupakan warga lokal di Kalimantan Barat, Indonesia yang hanyalah dua dari puluhan juta warga yang menjadi korban paparan asap racun selama bertahun-tahun dari kebakaran hutan gambut yang dibuka untuk perkebunan sawit.

 

Aksi Greenpeace di Rotterdam dan lebih dari 300 ribu orang yang mengirim petisi, termasuk Kamu, ditanggapi dengan datar oleh IOI. Bukannya mengeluarkan pernyataan tegas terhadap para pemasoknya yang melanggar komitmen Grup IOI, perusahaan ini malah mengajak para pemain industri sawit untuk berdiskusi. Padahal permintaan kita sangatlah jelas:

  1. IOI harus melarang deforestasi dan praktik menghancurkan lainnya di seluruh rantai pasokannya dan menghentikan segera setiap pemasok yang terus melanjutkan penghancuran hutan.
  2. IOI harus memperbaiki semua kehancuran yang terjadi di hutan indonesia dan gambut dengan melindungi dan merestorasi lansekap yang terdampak oleh rantai pasoknya.
  3. IOI harus menghormati hak masyarakat lokal, masyarakat adat dan menyelesaikan konflik sosial yang belum tuntas. IOI juga harus menghormati hak para pekerjanya, termasuk yang dipekerjakan di perusahaan pemasok.
  4. IOI harus mengontrak auditor independen untuk mengecek pelaksanaan kebijakan barunya. IOI harus mempublikasikan peta, daftar lengkap para pemasoknya dan data lain sehingga LSM bisa melakukan monitoring.

Gelombang protes terhadap IOI harus terus kita gelorakan. Tidak seharusnya jutaan korban manusia yang terpapar asap beracun dan hilangnya hutan hujan Indonesia berlanjut, sementara IOI terus mengambil keuntungan dari semua itu. Isi petisinya di sini.